Studi Kelengkapan dan Pengelolaan Sarana Prasarana Praktik Bengkel “Engine” Teknik Kendaraan Ringan serta Hasil Belajar Siswa Standar Kompetensi Service Engine & Komponennya di SMKN 1 Rejotangan Kabupaten Tulungagung

ABSTRAK Jasin, Rezal, M. 2013. Studi Kelengkapan dan Pengelolaan Sarana Prasarana Praktik Bengkel “Engine” Teknik Kendaraan Ringan serta Hasil Belajar Siswa Standar Kompetensi Service Engine & Komponennya di SMKN 1 Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. H. Sumarli, M.Pd, M.T (II) Drs. Eddy Rudianto, M.Pd., Kata Kunci: Sarana Prasarana Praktik Bengkel, Pengelolaan Sarana Prasarana Praktik Bengkel, Hasil Belajar Standar Kompetensi Service Engine dan Komponennya. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar akan semakin baik apabila ditunjang oleh tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai disertai dengan pengelolaan yang optimal. Sarana prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan yang optimal akan membantu siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Variabel dalam penelitian ini ialah: (1) Tingkat kelengkapan sarana prasarana praktik bengkel “engine”; (2) Tingkat pengelolaan sarana prasarana praktik bengkel “engine” dan (3) Hasil belajar siswa pada standar kompetensi service engine dan komponennya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat kelengkapan dan pengelolaan sarana prasarana praktik bengkel engine serta hasil belajar siswa standar kompetensi service engine dan komponennya di SMKN 1 Rejotangan, penelitian ini merupakan jenis penelitian survey deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan teknik observasi, angket atau kuesioer, dan angket tes untuk mengumpulkan data, dan dianalisis dengan statistik deskriptif. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi benda dan populasi manusia, populasi benda terdiri dari sarana prasarana praktik bengkel “engine”, populasi manusia terdiri dari siswa kelas XI TKR SMKN 1 Rejotangan sebanyak 144 siswa, dan diambil sampel 50 siswa. Hasil: (1) Tingkat kelengkapan sarana prasarana praktik bengkel “engine” SMKN 1 Rejotangan Kabupaten Tulungagung masuk dalam kategori lengkap dengan persentase rata-rata keseluruhan 51%; (2) Tingkat pengelolaan sarana prasarana praktik bengkel “engine” SMKN 1 Rejotangan Kabupaten Tulungagung masuk dalam kategori baik dengan perentase rata-rata ketercapaian 75%; (3) Hasil belajar siswa pada standar kompetensi service engine dan komponennya mendapatkan nilai yang memuaskan dengan rata-rata nilai 75.40. Kesimpulan : (1) Persentase rata-rata tingkat kelengkapan sarana prasarana praktik bengkel “engine” mencapai 51% dengan kategori lengkap yang sudah mengarah kestandar Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Permendiknas No. 40 tahun 2008, ditandai dengan 42% keterlengkapan alat-alat khusus, 61% keterlengkapan alat ukur mekanik, 59% keterlengkapan alat ukur elektrik (tune-up tester), 57% keterlengkapan alat tangan, 34% keterlengkapan trainer object, 90% keterlengkapan perabot, 44% keterlengkapan bahan, 46% ketercapaian luas area kerja; (2) Persentase rata-rata tingkat pengelolaan sarana prasarana praktik bengkel “engine” mencapai 75% dengan kategori baik ditandai dengan 82% tingkat pengelolaan dari segi perencanaan, 75% tingkat pengelolaan dari segi pengorganisasian, 72% tingkat pengelolaan dari segi pergerakan dan 70% tingkat pengelolaan dari segi pengawasan; (3) Hasil belajar standar kompetensi perawatan engine dan komponennya mendapatkan nilai memuaskan dengan rata-rata 75.40, ditandainya dengan 28% siswa (14 dari 50 siswa) mendapatkan nilai cukup, 44% siswa (22 dari 50 siswa) mendapatkan nilai baik dan 8% siswa (4 dari 50 siswa) mendapatkan nilai sangat baik. Saran: (1) Bagi dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten tulungagung hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian sebagai acuan serta bahan pertimbangan untuk dapat memfasilitasi sekolah dalam hal pengadaan sarana prasarana serta memberikan pelatihan mengenai pengelolaan bengkel; (2) Bagi sekolah hendaknya selalu meningkatkan kualitas penyediaan atau pengadaan sarana prasarana praktik yang ada disekolah dalam usaha untuk mencapai tingkat keterlengkapan yang lebih baik lagi; (3) Bagi guru hendaknya ikut berperan aktif dalam menditeksi kelengkapan sarana prasarana praktik dan lebih memfokuskan pengawasan pada proses pembelajaran praktik sehingga hasil belajar siswa yang optimal dapat terpenuhi, (4) bagi peneliti selanjutnya, sebagai acuan dalam pengembangan penelitian dalam penelitian selanjutnya